Assalamualaikum, kali ini saya akan membagikan narasi singkat mengenai SD N KEDUNGUTER yang terletak di kota Banyumas. Semoga bermanfaat.......
KELOMPOK TUGAS SEJARAH
Anggota :
- Elsa Rahmi
- Indriani Eko c
- Ovantri Suginori
- Rizki Ardianto
- Rizky Nur Widada
- Visti Melani
XI IPA 3
SMA N BANYUMAS
SD NEGERI
KEDUNGUTER
SD
Negeri Kedunguter merupakan sebuah sekolah yang didirikan pada zaman kolonialisme
Belanda dan sekarang digunakan sebagai
sekolah dasar bagi anak-anak di wilayah Banyumas. Bangunan SD Negeri Kedunguter
ini termasuk salah satu cagar budaya
yang terletak di Jl. Karangsawah No. 542 Kedunguter, Banyumas dan didirikan
oleh para tawanan Belanda sekitar tahun 1912. Tujuan utama dari pendirian
bangunan tersebut yaitu sebagai HIS ( Hollandsch – Indlandsch School ) , yaitu
sekoah pada jaman penjajahan Belanda.
Beberapa tahun kemudian, bangunan
tersebut digunakan sebagai Sekolah Rakjat, dimana Sekolah Rakyat tesebut dibagi
menjadi 2, yaitu Sekolah Rakyat 1 dan Sekolah Rakyat 4. Sedangkan Sekolah
Rakyat 2 dan3 tidak berada pada area bangunan tersebut, melainkan di sebuah
tempat yang sekarang dikenal sebagai SD N 1 Sudagaran. Sekolah Rakyat merupakan
sebuah sekolah yang ditujukan untuk pribumi. Sekolah Rakyat 1 ditujukan untuk
para bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka, dan putra-putri pegawai negeri.
Sedangkan Sekolah Rakyat 4 ditujukan untuk rakyat biasa. Ketika bangunan
tersebut masih bernama Sekolah Rakyat, saat pagi bangunan tersebut difungsikan
sebagai Sekolah Rakyat, sedangkan saat sore hari dialihfungsikan menjadi SMN (
Sekolah Menengah Nasional ). Dahulu, mantan Gubernur Jawa Tengah periode
1974-1982, Soepardjo Rustam juga pernah bersekolah di sekolah ini. Hingga suatu
ketika beliau mengadakan sayembara, “Barang
siapa yang dapat menemukan bangku yang pernah beliau gunakan yang bertuliskan
Soepardjo Rustam, maka akan mendapatkan hadiah dari beliau sendiri”. Akan
tetapi, hingga beliau meninggal dunia, bahkan sampai saat ini belum ada yang
menemukan bangku tersebut.
Kemudian bangunan Sekolah Rakyat (SR) tersebut berubah nama menjadi SD Induk. SD Induk dibagi menjadi 2, yaitu SD Induk 1 dan 2.mengapa disebut sebagai SD Induk? Yup, hal itu karena jika sekolah-sekolah yang ada di sekitar area Banyumas mengadakan ujian, maka ujian tersebut dilaksanakan di SD Induk. Setelah SD Induk, bangunan itu berganti nama lagi menjadi SD N Kedunguter. SD N Kedunguter dibagi menjadi 3 dalam 1 wilayah, yaitu SD N Kedunguter 1, 2, 3. Akan tetapi, setelah diadakannya Re – Grouping pada tahun 2006, sekolah sekolah tersebut dijadikan menjadi 1 sekolah yang bernama SD Negeri Kedunguter.
Sebenarnya,
SD N Kedunguter ini belum diketahui pasti kapan tahun berdirinya. HIS pertama
kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914. Sedangkan jika pendiriannya
diacukan dengan pendirian SD N 1 Sudagaran, maka SD N Kedunguter ini dibangun
sekitar tahun 1917-1918, hal ini karena SD N 1 Sudagaran sendiri didirikan pada
tahun 1918. Bangunan SD N Kedunguter ini belum pernah direnovasi secara total.
Mayoritas peninggalannya yaitu lantai, tiang penyangga, atap, pintu, jendela,
dan kusen masih utuh hingga sekarang. Peninggalan lainnya yaitu SPILUT/ tempat
bermain anak anak, meja bertuliskan SR, serta ruang kelas yang masih asli.
Bangunan tersebut sangat kental dengan nuansa arsitektur khas Belanda, yang
dibuktikan dengan bangunannya yang sangat kokoh, bahkan dibawah lantai bangunan
tersebut terdapat pasir setinggi 75 cm. Sayangnya, peninggalan berupa
dokumentasi sudah hilang karena renovasi yang tidak terstruktur serta gudang
penyimpanan arsip-arsip yang sering dipindahkan.